Seorang juru masak yang terlihat handal dalam segala resep dan selalu di balik dapur, tidak lekang dari manusia biasa yang memiliki kehidupan pribadinya. Terlebih jika dirinya sudah pernah tampil di televisi, atau menjadi YouTuber, kehidupan pribadi juga sedikit banyak menjadi bagian konsumsi publik. Banyak orang yang ingin tahu bagaimana kehidupan diluar profesinya.
Salah satu chef favorite tim CLARA adalah chef Degan Septoadji, seorang chef handal yang pernah bekerja sama dengan CLARA dan sekarang ini sibuk menjadi content creator di channel YouTube ‘Behind The Chef’ miliknya. Di bulan November 2022, untuk pertama kalinya Chef Degan mengeluarkan buku berjudul Degan Septoadji Sebuah Perjalanan Kuliner: Behind The Chef. Ditulis oleh penulis sastrawan Akmal Nasery Basral, yang merupakan idola dari sang istri Chef Degan, yakni Nike Kurnia.
Akmal bukan menuliskan buku biografi biasa, tapi buku yang juga menguak cerita didampingi fakta-fakta menarik tentang chef Degan. “Buku ini merupakan tantangan bagi saya yang bukan tipikal penulis biografi karena hampir seluruh karya saya adalah fiksi, dimana saya harus melakukan sejumlah wawancara mendalam dengan Chef Degan, orang-orang terdekat dan melihat serta merasakan langsung ambience beberapa tempat dan lokasi yang signifikan dalam hidup dan perkembangan karirnya,”ujar Akmal.
Chef Degan yang sudah menjajaki dunia kuliner selama hampir empat dekade di berbagai belahan dunia seperti Jerman, Thailand, Cina, Sri Langka, Maroko, Prancis, Kepulauan Bahama, Inggris, Australi, dan tentunya Indonesia, akan dituliskan dalam bentuk story telling berisi data dan fakta tentang suka duka dan perjuangan karir seorang Chef Degan.
Sedikit spoiler, salah satu fakta yang dituliskan dalam buku ini adalah tentang pemberian nama ‘Degan Septoadji’ oleh dua orang pria yang sangat berarti bagi Chef Degan, yakni sang Ayah dan sang Paman. Keduanya telah meninggal dunia secara bersamaan, dalam kecelakaan pesawat. Degan diberikan oleh sang Ayah, dan Septoadji diberikan oleh sang Paman. Nama yang menjadi doa dan penuntun jalan kesuksesan.
Dalam menitih karirnya, Chef Degan menceritakan bahwa dirinya juga pernah melakukan kesalahan. Bahkan, Chef Degan mengatakan sebagai wajar berbuat kesalahan untuk lebih maju. Namun, dirinya berpesan bahwa dari kesalahan tersebut, kita harus belajar dan jangan sampai mengulanginya.
“Saya kasih contoh, di dapur (saat) pertama kali saya mulai di bidang kuliner. Awal-awalnya di bidang pendidikan (sekolah memasak), saya harus masak pasta, saya harus masak spaghetti. Saya gak tau nih… Saya rebus airnya, saya ambil spaghettinya, saya patahin spaghettinya, saya masukin ke dalam airnya. Senior saya liat, saya dimarahin! ‘Kamu gak bisa (seperti itu), kamu gak boleh matahin spaghetti. Di kuliner gak boleh!’ Kita dimarahin habis sama Chef. Saya gak tau waktu itu, karena waktu itu saya sempat lihat di rumah mama saya melakukan itu, karena pancinya kecil jadi dipatahin (spaghettinya) supaya masuk (ke dalam panci),” cerita Chef Degan sebagai contoh kesalahan yang dilakukan saat awal menitih karir.
Segala kesalahan yang dilakukan pada awal karirnya, dijadikan pembelajaran berarti untuk Chef Degan. Berusaha untuk tidak diulangi, dan menjadikan dirinya berhasil jadi Chef, berawal dari cook helper umur 14 tahun di Jerman, hingga sempat menjadi juri di ajak MasterChef Indonesia (2012-2013), membuka catering, membuka restoran, dan kini membagikan pengalaman dan ilmu kuliner-tataboganya di YouTube Behind The Chef.
Kegiatan memasak yang dulu menjadi passion, sebuah statment, sebuah pembuktian dan sebuah upaya berkreasi, kini beralih menjadi kegiatan yang out of passion. Bagi Chef degan, memasak menjadi kesempatan untuk menyenangkan orang-orang, karena good food is good mood.
"Kegiatan memasak bukan sesuatu yang menjadi beban. Kapan saja saya bisa masak, tanpa merasa kerepotan atau berat hati. Selama bahan-bahannya tersedia, tentunya," ujar Chef Degan.
Pada saat peluncuran buku Nike juga menceritakan bahwa di rumah yang memasak memang Chef Degan. Dirinya tidak mau menyaingi rasa enaknya masakan sang suami.
"Bahkan di luar itu, misal kalau lagi kumpul-kumpul dan melibatkan aktifitas masak memasak, saya nggak sungkan untuk turun tangan dan memasak karena itu hal yang wajar buat saya, it comes naturally and I just love to cook. Bahwa memasak makanan adalah sebuah sarana kebahagiaan, bukan sekedar penghilang rasa lapar dan haus. Dan saya tau, kalau saya masak pasti keluarga atau teman-teman akan menikmati dengan senang hati." tambah Chef Degan.
Dari semua pengalaman memasak sebagai chef professional, di konten Behind The Chef miliknya, Chef Degan ingin berbagi banyak hal; pengalaman, memperlihatkan support system dibalik kesuksesannya, hingga tips dan resep memasak.
Chef Dengan mengatakan, "Dunia digital memberi platform bagi saya untuk bisa berbagi, to give back, setelah mencapai apa yang saya dapatkan. Lewat konten Behind the Chef, selain konten kuliner, saya juga ingin menggunakan kanal youtube ini untuk sharing berbagai values seperti nilai persahabatan, elemen humanistik, edutainment, budaya dan harapan."
So yang saya dapatkan dari Chef Degan adalah; kalau nanti (atau sekarang sudah) Anda sukses, jangan lupa untuk mau berbagi kepada orang-orang yang belum "sekaya" Anda.
Foto: Gala Indiga