Tidak sengaja terjun di dunia model nyatanya membuat Adam Rosydi menemukan passion hidupnya. Ya, meniti karier sejak berumur 16 tahun dan terus berusaha melebarkan sayap di industri tersebut yang akhirnya membuahkan hasil. Kini, ia digadang-gadang menjadi salah satu model yang sedang bersinar!
What does fashion mean to you?
Fashion itu muncul dari diri masing-masing, bawaan dari setiap individu. Tapi, kalau aku nganggepnya, fashion adalah passion aku.
Bagaimana dengan modeling? Apakah itu juga passion Anda?
Modeling yang aku jalani pun berhubungan dengan fashion, jadi termasuk passion juga.
Bagaimana awalnya Anda jatuh cinta dengan modeling?
Jadi, aku masuk dunia modeling saat masih bersekolah di Malang dan berusia 16 tahun. Awalnya, aku dipaksa oleh kakak untuk mengikuti lomba menjadi duta kampus. Saat itu, aku menolak karena harus dirias dan pakai bedak. Aku tidak mau! Tapi, akhirnya aku ikut, lalu di sana berjumpa dengan seseorang dari industri fashion di Malang. Dia mengajak aku untuk masuk ke dalam agency miliknya untuk latihan modeling. Awalnya, aku agak ragu, tapi akhirnya aku mencoba. Lalu, aku diikutsertakan dalam sebuah perlombaan kecil dan ternyata tidak menang. Di situ aku bertanya-tanya, mengapa aku tidak menang, ya? Karena penasaran, jadi aku terus berlatih dan ikut beragam lomba yang lain. Sebenarnya dari saat itulah tumbuh passion aku di dunia modeling. Sampai akhinya sekarang, jatuh cinta sama modeling.
Begitu banyak orang yang terjun ke industri model, apalagi dengan adanya beragam program scouting, bahkan bisa lewat media sosial juga. Apa yang membedakan Adam dari model yang lain?
Menurut aku, secara general, rata-rata gen orang Asia tidak terlalu tinggi untuk menjadi model. Alhamdulilah, aku memiliki badan yang tinggi. Meskipun dapat dijumpai yang memiliki tubuh ideal, karakter pun juga menjadi faktor penentu. Model pun butuh karakter yang kuat. Dan, aku merasa memiliki itu.
Menurut Anda, apa sisi buruk dunia modeling?
Wah, mungkin bukan sisi buruk, ya…. Tapi yang paling tidak mengenakkan mungkin saat fashion week, kurang tidur. Sebagai model, aku harus bangun pagi karena biasanya geladi resik dilakukan sekitar pukul 5 atau 6 pagi sampai siang. Kemudian, harus standby mungkin kisaran jam 12, dan show pertama biasa dimulai pukul 3 atau 4 sore. Setelahnya, jika ada show esok hari, aku harus geladi resik lagi sampai subuh, Mungkin saya hanya sempat tidur sekitar dua jam. Jadi, kalau fashion week, harus jaga kesehatan dan kalau ada waktu luang, harus memaksimalkan waktu untuk tidur.
Biasanya, model perempuan menjaga konsumsi makanannya. Bagaimana dengan Anda sebagai model laki-laki?
Model sendiri sebenarnya banyak pembagiannya, ada model berotot, ada yang kurus, sampai yang tampan untuk iklan komersil. Jadi, tergantung, kalau model berotot jaga makannya pun gila-gilaan untuk mempertahankan bentuk tubuhnya. Kalau aku pribadi, aku tidak terlalu jaga makan, aku makan apa saja, namun tetap mengurangi karbohidrat dan gula. Aku tetap makan junk food, paling banyak seminggu sekali. Tapi aku rajin olahraga. Kalau sedang tidak olahraga, aku jaga makan. Jadi biasanya olahraga untuk "membakar" apa yang aku makan saja.
Apa makna pride untuk Anda?
Tidak ada orang yang mau menjatuhkan diri sendiri. Kunci dari modeling adalah percaya diri, bangga dengan diri sendiri, love yourself. Kalau tidak, jadinya nanti insecure. Hal ini tampak ketika misalnya kita sedang berjalan di atas catwalk, menampilkan pakaian rancangan desainer, kita tentu harus percaya dengan diri sendiri. Biasanya, aku ngomong sama diri sendiri, aku orang yang paling ganteng di sini. Jadi, aku percaya diri ketika berjalan di atas catwalk.
What is your proudest moment in life?
Aku terpilih menjadi figure kampanye dari salah satu ajang pekan mode di Jakarta. Karena, itu adalah kali pertama aku tampil di billboard, dan letaknya di mana-mana. Saat melihat itu, aku langsung merasa bangga seperti “Wah, itu gue!” Hahaha, setelah itu pun exposure tadi langsung berdampak untuk karier modeling aku. Bangga, deh.