Auguste Soesastro Perkenalkan Busana Nasional di Plaza Indonesia Men's Fashion Week

Plaza Indonesia Men's Fashion Week (PIMFW) 2024 baru saja menjadi saksi koleksi terbaru Auguste Soesastro. Meski desain busana nasional Indonesia pria ini jarang disentuh oleh desainer modern, tapi ini bukan kali pertama Auguste merambah busana pria. Di PIMFW 2024, Auguste mempersembhakannya dengan begitu sempurna.

Sejak UNESCO mengakui Batik sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, pengaruh pakaian tradisional dalam mode mengalami kebangkitan. Namun, di tengah sorotan ini, busana nasional khususnya untuk pria seolah terpinggirkan, lebih sering dihubungkan dengan upacara pernikahan dibandingkan identitas sehari-hari. Saya sebagai seorang perempuan juga selalu memasangkan kebaya, sebagai pakaian nasional perempuan, dengan batik di pasangan saya. Padahal, para pendiri bangsa pernah merumuskan pedoman apa yang dikenal sebagai "tampilan Indonesia." Bertujuan untuk menyatukan warga negara dari Sabang sampai Merauke. Pedoman ini, sayangnya, perlahan-lahan menghilang, terutama dalam busana pria di khalangan saya, di mana standar barat lebih sering diadopsi dalam acara-acara resmi. 

Dalam koleksi KRATON kali ini, yang didedikasikan untuk busana pria, Auguste Soesastro berhasil membawa kita kembali ke arsip "busana nasional." Koleksi ini menawarkan berbagai pilihan, mulai dari busana kasual hingga pakaian formal yang mengingatkan saya akan pakaian Bapak Soekarno dari era kemerdekaan hingga para kaum adam pada akhir rezim baru. Setiap detail dalam koleksi ini bukan hanya sekadar penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga sebuah pernyataan bahwa identitas nasional dalam berbusana masih sangat relevan, terutama dalam konteks modern saat ini. Anak-anak muda, bisa sekali mix and match pakaian ini, atau dengan sneakers kekinian. 

Dalam setiap potongannya, Auguste membalut konsep "pakaian nasional" ke dalam dunia modern yang bukannya stylish tapi juga nyaman dan anggun dengan elemen khas KRATON pada bagian leher. Bagi saya, desain Auguste tidak hanya berhasil menghidupkan kembali identitas busana nasional, tetapi juga menghadirkan perspektif baru dalam busana pria Indonesia. Bagaimana menurut Anda?