4 Label Ini Membuktikan Bahwa Perempuan Tidak Selamanya Saling Menjatuhkan!

Ketika masih duduk di bangku sekolah, rasanya penting untuk memperdebatkan siapa yang lebih diakui memiliki paras cantik di antara semua perempuan. Berusaha untuk tampil sempurna dengan tren mode terbaru rasanya adalah hal yang mutlak dilakukan. Di sisi lain, kecerdasan akademik dan perilaku moral yang baik justru menjadi hal yang terlupakan. Menjadi sosok yang paling hebat dan mampu menggiring massa untuk menjatuhkan lawan terlihat keren di masa tersebut. Sounds familiar?  

Namun, beranjak dewasa pun saya menyadari bahwa tidak ada satu hal baik pun yang dapat ditemukan dalam kebiasaan saling menjatuhkan. Apa untungnya memperdebatkan siapa yang lebih cantik atau lebih hebat? Toh, hal tersebut sifatnya subjektif. Bukankah setiap individu unik dengan segala perbedaannya? Daripada saling menjatuhkan, bukankah lebih baik saling mendukung dan mengisi kekurangan satu sama lain?

Lima label di bawah merupakan bukti bahwa para perempuan dapat bekerja sama dengan baik. Tidak, bukan dalam hal menjatuhkan orang lain, namun dalam hal membangun sesuatu yang bermanfaat. Dan, kata siapa sahabat tidak dapat bekerja dengan profesional dalam membangun sebuah bisnis? Mereka juga menjadi bukti bahwa sahabat pun bisa menjadi rekan bisnis yang tepat. 

KEROKOO

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh CAROLINE ROBIANTO (@sergeantkero) pada

Secara pribadi, saya sudah mengikuti sosok Caroline Robianto dan Michelle Koesnadi sebelum KEROKOO dibangun. Caroline, yang lebih akrab disapa Kero, yang juga seorang blogger sebelumnya sempat bekerja di sebuah perusahaan ritel dan merupakan seorang florist. Michelle sendiri adalah seorang ibu beranak dua yang juga memiliki bisnis lain berupa studio foto dan penyewaan gaun. Memiliki pekerjaan dan bisnis lain nyatanya tak mengurungkan niat dua orang sahabat ini untuk membangun usaha bersama, KEROKOO. Selain menawarkan resortwear, termasuk di dalamnya pakaian renang, kepada para perempuan dewasa, label ini juga menyediakan pakaian untuk anak kecil! Bisa kembaran dengan si kecil, deh!

Duma Official

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh NM (@natashiamidori) pada

Desain yang klasik dan minimalis, disertai dengan warna-warna netral atau sentuhan pastel menjadi ciri khas dari Duma. Seperti yang dikatakan oleh label ini sendiri, "simple but significant". Saya masih mengingat secara jelas satu produk yang ada di dalam koleksi awal duma, peplum top dengan bahan neoprene berwarna pastel. Hampir empat tahun berlalu dan label ini bahkan sudah memiliki sebuah toko dengan desain yang sangat "Duma". Ditambah dengan kehadiran coffee shop di belakangnya, rasanya sulit untuk menahan diri tidak mengunungi butik ini. Ya, memiliki partner yang tepat tentu akan memengaruhi bagaimana berkembangnya sebuah bisnis. Nampaknya, Natashia Midori dan Eunike Joso beruntung karena menemukan satu sama lain. 

COTTONINK

Saat ini, label pakaian untuk perempuan memang sudah begitu menjamur di Indonesia. Rasanya siapa saja dapat dengan mudah membuat bisnis pakaian asalkan memiliki modal dan koneksi yang kuat. Namun, tidak demikian di tahun 2008. Ya, Carline Darjanto dan Ria Sarwono telah merintis COTTONINK sejak lebih dari 10 tahun lalu di mana produksi lokal untuk pakaian sehari-hari masih belum begitu diminati. Saya ingat, pembelian pertama saya adalah ketika saya masih duduk di bangku kelas 1 SMA ! COTTONINK menjadi bukti nyata bahwa sebuah bisnis dapat dimulai dari sebuah persahabatan. Masalah akan tetap ada, namun ketika berhasil dilewati, Anda akan semakin kuat, bukan? Hingga saat ini, COTTONINK telah memiliki empat gerai pakaian sendiri serta merambah ke kategori anak dan bayi!

Love and Flair 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Emily Jaury (@emilyjaury) pada

Emily Jaury dan Dewi Purwati memulai Love and Flair di usia yang begitu muda dan kini berhasil meraih pengakuan dari berbagai pihak atas pencapaiannya. Saat ini, publik mengetahui Love and Flair sebagai sebuah multi-store relailer yang mengumpulkan lebih dari 50 label lokal di satu tempat. Tidak hanya pakaian, Love and Flair juga menyediakan aksesori hingga produk riasan wajah baik secara online maupun offline. Namun, jika ditilik lebih jauh, pada awalnya Love and Flair tidak diciptakan untuk menjadi seperti hari ini. Yet, best friends (and of course business partners) stay side by side through everything may come, I guess? Tidak hanya itu, Love and Flair juga menjadi tempat berkolaborasi bagi para perempuan yang ingin mengekspresikan dirinya melalui fashion, seperti Olivia Jensen dan Claradevi.

In the end, I do believe in the power of women supporting other women. What about you?